Pemuda Bertato Indian Ditemukan Terkubur di Bawah Jembatan

Lumajang - Sesosok mayat pemuda tak beridentitas ditemukan tewas dibunuh. Pemuda dengan ciri-ciri tinggi 170 centimeter dengan tato kepala Indian di punggung bagian kanan ini, ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pinggir sungai, di Dusun Karang Tengah, Desa Tegalbangsari, Kecamatan Ranuyoso, Lumajang, Sabtu (20/8/2010).

Korban ditemukan dalam kondisi tubuh terkubur di pinggiran sungai yang terletak di bawah jembatan desa setempat yang lokasinya terletak di perbatasan antara Kecamatan Ranuyoso dan Kecamatan Klakah ini. Meski ditemukan dalam kondisi tubuh terkubur di pinggiran sungai, namun sepasang tangan dan kakinya masih menyembul ke permukaan.

Hal itulah yang kemudian memancing kecurigaan seorang warga desa setempat yang
pertama kali menemukan mayat itu. Saksi yang melihat sepasang tangan dan kaki
menyembul ke permukaan tanah di pinggiran sungai ini pun, kaget dan berusaha
memeriksanya.

Sariham (42), Kepala Dusun Karang Tengah, Desa Tegal Bangsri, Kecamatan Ranuyoso
ketika dikonfirmasi terkait penemuan jenasah ini, menyebutkan jika laporan warga
segera ditindaklanjutinya bersama aparat Polsek Ranuyoso.

"Sesampai di sana, warga sudah ramai melihat penemuan mayat ini. Namun, sampai saat
ini kami belum mengetahui siapa saksi yang pertama kali menemukan jenasah pemuda
misterius itu," kata Sariham, ketika ditemui di kamar mayat RSU dr Haryoto Lumajang.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Ranuyoso, Aiptu Suprayogi, ketika dikonfimasi
mendampingi Kapolsek Ranuyoso, AKP Sugianto dan Kapolres Lumajang, AKBP Tejo Wijanarko, menyampaikan jika proses identifikasi terhadap jenasah korban pembunuhan ini masih dilakukan.

"Sejauh ini, kami memang belum berhasil mengenali identitas korban.Kami masih
berusaha menyebarkan identitas ini, agar secepatnya diketahui siapa sebenarnya
korban ini. Selain itu, kami juga tengah mengumpulkan keterangan untuk mengungkap
kasus pembunuhan ini," jelas Aiptu Suprayogi.

(detik.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © warta lumajang