Warga Kepung Mapolsek Ranuyoso Dianggap Lindungi Polisi Probolinggo yang Tangkap Warga

Sekitar seratus warga Desa Alun-Alun, Ranuyoso kemarin (31/1) mengepung mapolsek setempat. Mereka minta aparat membebaskan Saton, 30, warga setempat, yang diduga menjadi korban salah tangkap oleh kepolisian. Belakangan diketahui, penangkapan itu bukan dilakukan kepolisian Lumajang, melainkan oleh anggota Polres Probolinggo.

Warga mendatangi Mapolsek Ranuyoso karena menilai petugas di polsek melindungi petugas kepolisian yang menangkap Saton itu. "Kami hanya mengamankan anggota dari Probolinggo," kata AKP Wartono, Kapolsek Ranuyoso,

Kejadian itu bermula saat warga tidak terima karena Saton diduga menjadi korban salah tangkap yang dilakukan oleh anggota Polres Probolinggo. Karena menjadi sasaran amarah warga, polisi Probolinggo tersebut akhirnya berlindung di Mapolsek Ranuyoso.

Tidak diketahui pasti berapa jumlah polisi dari Probolinggo yang melakukan penangkapan. Yang pasti, selain polisi, ada pula seorang penunjuk jalan yang diketahui bernama Haryono, warga Kecamatan Tiris, Probolinggo, yang juga diamankan pihak kepolisian dari ancaman amuk massa.

Karena dianggap melakukan penangkapan tanpa bukti-bukti kuat, warga tidak terima dan langsung mengejar polisi yang melakukan penangkapan. Mengetahui polisi tersebut berlindung di Mapolsek Ranuyoso, massa yang berjumlah seratusan orang akhirnya mendatangi mapolsek. Mereka menuntut Saton dibebaskan.

Keinginan warga tidak langsung dipenuhi oleh pihak kepolisian. Sempat terjadi aksi dorong antara warga dengan pihak kepolisian. Jumlah anggota kepolisian yang terbatas membuat mereka kelimpungan menghadapi massa yang sudah menyesaki halaman mapolsek. Beruntung, tokoh masyarakat berhasil menenangkan warga sehingga tidak sampai terjadi aksi anarkis.

Amarah warga juga berangsur-angsur mereda setelah Saton dilepaskan oleh aparat. Hanya, warga masih belum puas. Mereka meminta Haryono yang menjadi penunjuk jalan penangkapan tersebut diadili. Haryono akhirnya berhasil dikeluarkan dari Mapolsek Ranuyoso dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.

Merasa terkecoh, tensi kemarahan warga kembali naik walaupun tidak sampai terjadi aksi anarkis. Akhirnya massa berangsur-angsur pulang ke rumahnya masing-masing.

Martono menyatakan, jajaran tim khusus dari Polres Probolinggo yang dipimpin oleh Aiptu Sumiran melakukan penangkapan secara paksa terhadap Saton. Warga yang tidak terima terhadap penangkapan tersebut kemudian mengepung mobil tim resmob tersebut. Anggota resmob itu akhirnya berlindung di Mapolsek Ranuyoso.

Karena berlindung di mapolsek, ucap dia, maka warga ngeluruk ke tempatnya bertugas. Kapolsek menegaskan, pihaknya harus memberikan perlindungan kepada setiap warga negara. "Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri," pungkasnya.

Abdul Kodir, salah seorang warga mengatakan, kekesalan warga tersebut memuncak karena Saton diduga menjadi korban salah tangkap pihak kepolisian Probolinggo. Dia mengaku Saton diciduk di rumahnya. "Katanya, sempat ada tembakan saat penangkapan tersebut. Tapi saya tidak tahu pasti," ucapnya. (wan)
sumber : ERJE

1 komentar:

dede' d'Vyruz angel mengatakan...

Wow, wow, wow ... it happened a long and quite alarming citizens.

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © warta lumajang